1 - Bin Packing Sumber Daya untuk Sumber Daya Tambahan

FEATURE STATE: Kubernetes 1.16 [alpha]

Kube-scheduler dapat dikonfigurasikan untuk mengaktifkan pembungkusan rapat (bin packing) sumber daya bersama dengan sumber daya tambahan melalui fungsi prioritas RequestedToCapacityRatioResourceAllocation. Fungsi-fungsi prioritas dapat digunakan untuk menyempurnakan kube-scheduler sesuai dengan kebutuhan.

Mengaktifkan Bin Packing menggunakan RequestedToCapacityRatioResourceAllocation

Sebelum Kubernetes 1.15, kube-scheduler digunakan untuk memungkinkan mencetak skor berdasarkan rasio permintaan terhadap kapasitas sumber daya utama seperti CPU dan Memori. Kubernetes 1.16 menambahkan parameter baru ke fungsi prioritas yang memungkinkan pengguna untuk menentukan sumber daya beserta dengan bobot untuk setiap sumber daya untuk memberi nilai dari Node berdasarkan rasio permintaan terhadap kapasitas. Hal ini memungkinkan pengguna untuk bin pack sumber daya tambahan dengan menggunakan parameter yang sesuai untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang langka dalam klaster yang besar. Perilaku RequestedToCapacityRatioResourceAllocation dari fungsi prioritas dapat dikontrol melalui pilihan konfigurasi yang disebut RequestToCapacityRatioArguments. Argumen ini terdiri dari dua parameter yaitu shape dan resources. Shape memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan fungsi menjadi yang paling tidak diminta atau paling banyak diminta berdasarkan nilai utilization dan score. Sumber daya terdiri dari name yang menentukan sumber daya mana yang dipertimbangkan selama penilaian dan weight yang menentukan bobot masing-masing sumber daya.

Di bawah ini adalah contoh konfigurasi yang menetapkan requestedToCapacityRatioArguments pada perilaku bin packing untuk sumber daya tambahan intel.com/foo dan intel.com/bar

{
    "kind" : "Policy",
    "apiVersion" : "v1",

    ...

    "priorities" : [

       ...

      {
        "name": "RequestedToCapacityRatioPriority",
        "weight": 2,
        "argument": {
          "requestedToCapacityRatioArguments": {
            "shape": [
              {"utilization": 0, "score": 0},
              {"utilization": 100, "score": 10}
            ],
            "resources": [
              {"name": "intel.com/foo", "weight": 3},
              {"name": "intel.com/bar", "weight": 5}
            ]
          }
        }
      }
    ],
  }

Fitur ini dinonaktifkan secara default

Tuning RequestedToCapacityRatioResourceAllocation Priority Function

shape digunakan untuk menentukan perilaku dari fungsi RequestedToCapacityRatioPriority.

 {"utilization": 0, "score": 0},
 {"utilization": 100, "score": 10}

Argumen di atas memberikan Node nilai 0 jika utilisasi 0% dan 10 untuk utilisasi 100%, yang kemudian mengaktfikan perilaku bin packing. Untuk mengaktifkan dari paling yang tidak diminta, nilainya harus dibalik sebagai berikut.

 {"utilization": 0, "score": 100},
 {"utilization": 100, "score": 0}

resources adalah parameter opsional yang secara default diatur ke:

"resources": [
              {"name": "CPU", "weight": 1},
              {"name": "Memory", "weight": 1}
            ]

Ini dapat digunakan untuk menambahkan sumber daya tambahan sebagai berikut:

"resources": [
              {"name": "intel.com/foo", "weight": 5},
              {"name": "CPU", "weight": 3},
              {"name": "Memory", "weight": 1}
            ]

Parameter weight adalah opsional dan diatur ke 1 jika tidak ditentukan. Selain itu, weight tidak dapat diatur ke nilai negatif.

Bagaimana Fungsi Prioritas RequestedToCapacityRatioResourceAllocation Menilai Node

Bagian ini ditujukan bagi kamu yang ingin memahami secara detail internal dari fitur ini. Di bawah ini adalah contoh bagaimana nilai dari Node dihitung untuk satu kumpulan nilai yang diberikan.

Sumber daya yang diminta

intel.com/foo : 2
Memory: 256MB
CPU: 2

Bobot dari sumber daya

intel.com/foo : 5
Memory: 1
CPU: 3

FunctionShapePoint {{0, 0}, {100, 10}}

Spesifikasi dari Node 1

Tersedia:

intel.com/foo : 4
Memory : 1 GB
CPU: 8

Digunakan:

intel.com/foo: 1
Memory: 256MB
CPU: 1


Nilai Node:

intel.com/foo  = resourceScoringFunction((2+1),4)
               =  (100 - ((4-3)*100/4)
               =  (100 - 25)
               =  75
               =  rawScoringFunction(75)
               = 7

Memory         = resourceScoringFunction((256+256),1024)
               = (100 -((1024-512)*100/1024))
               = 50
               = rawScoringFunction(50)
               = 5

CPU            = resourceScoringFunction((2+1),8)
               = (100 -((8-3)*100/8))
               = 37.5
               = rawScoringFunction(37.5)
               = 3

NodeScore   =  (7 * 5) + (5 * 1) + (3 * 3) / (5 + 1 + 3)
            =  5


Spesifikasi dari Node 2

Tersedia:

intel.com/foo: 8
Memory: 1GB
CPU: 8

Digunakan:

intel.com/foo: 2
Memory: 512MB
CPU: 6


Nilai Node:

intel.com/foo  = resourceScoringFunction((2+2),8)
               =  (100 - ((8-4)*100/8)
               =  (100 - 25)
               =  50
               =  rawScoringFunction(50)
               = 5

Memory         = resourceScoringFunction((256+512),1024)
               = (100 -((1024-768)*100/1024))
               = 75
               = rawScoringFunction(75)
               = 7

CPU            = resourceScoringFunction((2+6),8)
               = (100 -((8-8)*100/8))
               = 100
               = rawScoringFunction(100)
               = 10

NodeScore   =  (5 * 5) + (7 * 1) + (10 * 3) / (5 + 1 + 3)
            =  7

2 - Overhead Pod

FEATURE STATE: Kubernetes v1.16 [alpha]

Ketika kamu menjalankan Pod pada Node, Pod itu akan mengambil sejumlah sumber daya sistem. Sumber daya ini adalah tambahan terhadap sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan Container di dalam Pod (overhead). Pod Overhead adalah fitur yang berfungsi untuk menghitung sumber daya digunakan oleh infrastruktur Pod selain permintaan dan limit Container.

Overhead Pod

Pada Kubernetes, Overhead Pod ditentukan pada saat admisi sesuai dengan Overhead yang ditentukan di dalam RuntimeClass milik Pod.

Ketika Overhead Pod diaktifkan, Overhead akan dipertimbangkan sebagai tambahan terhadap jumlah permintaan sumber daya Container saat menjadwalkan Pod. Begitu pula Kubelet, yang akan memasukkan Overhead Pod saat menentukan ukuran cgroup milik Pod, dan saat melakukan pemeringkatan pengusiran (eviction) Pod.

Yang perlu disiapkan

Kamu harus memastikan bahwa feature gate PodOverhead telah diaktifkan (secara bawaan dinonaktifkan) di seluruh klaster kamu, yang berarti:

Selanjutnya

3 - Menetapkan Pod ke Node

Kamu dapat memaksa sebuah pod untuk hanya dapat berjalan pada node tertentu atau mengajukannya agar berjalan pada node tertentu. Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut. Semua cara yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan selector label untuk menetapkan pilihan yang kamu inginkan. Pada umumnya, pembatasan ini tidak dibutuhkan, sebagaimana scheduler akan melakukan penempatan yang proporsional dengan otomatis (seperti contohnya menyebar pod di node-node, tidak menempatkan pod pada node dengan sumber daya yang tidak memadai, dst.) tetapi ada keadaan-keadaan tertentu yang membuat kamu memiliki kendali lebih terhadap node yang menjadi tempat pod dijalankan, contohnya untuk memastikan pod dijalankan pada mesin yang telah terpasang SSD, atau untuk menempatkan pod-pod dari dua servis yang berbeda yang sering berkomunikasi bersamaan ke dalam zona ketersediaan yang sama.

Kamu dapat menemukan semua berkas untuk contoh-contoh berikut pada dokumentasi yang kami sediakan di sini

nodeSelector

Penggunaan nodeSelector adalah cara pembatasan pemilihan node paling sederhana yang direkomendasikan. nodeSelector adalah sebuah field pada PodSpec. nodeSelector memerinci sebuah map berisi pasangan kunci-nilai. Agar pod dapat dijalankan pada sebuah node yang memenuhi syarat, node tersebut harus memiliki masing-masing dari pasangan kunci-nilai yang dinyatakan sebagai label (namun node juga dapat memiliki label tambahan diluar itu). Penggunaan paling umum adalah satu pasang kunci-nilai.

Mari kita telusuri contoh dari penggunaan nodeSelector.

Langkah Nol: Prasyarat

Contoh ini mengasumsikan bahwa kamu memiliki pemahaman dasar tentang pod Kubernetes dan kamu telah membuat klaster Kubernetes.

Langkah Satu: Menyematkan label pada node

Jalankan kubectl get nodes untuk mendapatkan nama dari node-node yang ada dalam klaster kamu. Temukan node yang akan kamu tambahkan label, kemudian jalankan perintah kubectl label nodes <node-name> <label-key>=<label-value> untuk menambahkan label pada node yang telah kamu pilih. Sebagai contoh, jika nama node yang saya pilih adalah 'kubernetes-foo-node-1.c.a-robinson.internal' dan label yang ingin saya tambahkan adalah 'disktype=ssd', maka saya dapat menjalankan kubectl label nodes kubernetes-foo-node-1.c.a-robinson.internal disktype=ssd.

Jika terjadi kegagalan dengan kesalahan perintah yang tidak valid ("invalid command"), kemungkinan besar kamu menggunakan kubectl dengan versi lebih lama yang tidak memiliki perintah label. Dalam hal ini, lihat [versi sebelumnya] (https://github.com/kubernetes/kubernetes/blob/a053dbc313572ed60d89dae9821ecab8bfd676dc/examples/node-selection/README.md) dari petunjuk ini untuk instruksi tentang cara menetapkan label pada node.

Kamu dapat memastikan perintah telah berhasil dengan menjalankan ulang perintah kubectl get nodes --show-labels and memeriksa bahwa node yang dipilih sekarang sudah memiliki label yang ditambahkan. Kamu juga dapat menggunakan kubectl describe node "nodename" untuk melihat daftar lengkap label yang dimiliki sebuah node.

Langkah Dua: Menambahkan sebuah nodeSelector ke konfigurasi pod kamu

Ambil berkas konfigurasi pod manapun yang akan kamu jalankan, dan tambahkan sebuah bagian nodeSelector pada berkas tersebut, seperti berikut. Sebagai contoh, jika berikut ini adalah konfigurasi pod saya:

apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
  name: nginx
  labels:
    env: test
spec:
  containers:
  - name: nginx
    image: nginx

Kemudian tambahkan sebuah nodeSelector seperti berikut:

apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
  name: nginx
  labels:
    env: test
spec:
  containers:
  - name: nginx
    image: nginx
    imagePullPolicy: IfNotPresent
  nodeSelector:
    disktype: ssd

Ketika kamu menjalankan perintah kubectl apply -f https://k8s.io/examples/pods/pod-nginx.yaml, pod tersebut akan dijadwalkan pada node yang memiliki label yang dirinci. Kamu dapat memastikan penambahan nodeSelector berhasil dengan menjalankan kubectl get pods -o wide dan melihat "NODE" tempat Pod ditugaskan.

Selingan: label node built-in

Sebagai tambahan dari label yang kamu sematkan, node sudah terisi dengan satu set label standar. Pada Kubernetes v1.4 label tersebut adalah

  • kubernetes.io/hostname
  • failure-domain.beta.kubernetes.io/zone
  • failure-domain.beta.kubernetes.io/region
  • beta.kubernetes.io/instance-type
  • kubernetes.io/os
  • kubernetes.io/arch

Isolasi/pembatasan Node

Menambahkan label pada objek node memungkinkan penargetan pod pada node atau grup node yang spesifik. Penambahan label ini dapat digunakan untuk memastikan pod yang spesifik hanya berjalan pada node dengan isolasi, keamanan, atau pengaturan tertentu. Saat menggunakan label untuk tujuan tersebut, memilih kunci label yang tidak bisa dimodifikasi oleh proses kubelet pada node sangat direkomendasikan. Hal ini mencegah node yang telah diubah untuk menggunakan kredensial kubelet-nya untuk mengatur label-label pada objek nodenya sediri, dan mempengaruhi scheduler untuk menjadwalkan workload ke node yang telah diubah tersebut.

Plugin penerimaan NodeRestriction mencegah kubeletes untuk megatur atau mengubah label dengan awalan node-restriction.kubernetes.io/. Untuk memanfaatkan awalan label untuk isolasi node:

  1. Pastikan kamu menggunakan authorizer node dan mengaktifkan [plugin admission NodeRestriction(/docs/reference/access-authn-authz/admission-controllers/#noderestriction).

  2. Tambah label dengan awalan node-restriction.kubernetes.io/ ke objek node kamu, dan gunakan label tersebut pada node selector kamu. Contohnya, example.com.node-restriction.kubernetes.io/fips=true or example.com.node-restriction.kubernetes.io/pci-dss=true.

Afinitas dan anti-afinitas

_Field_ nodeSelector menyediakan cara yang sangat sederhana untuk membatasi pod ke node dengan label-label tertentu. Fitur afinitas/anti-afinitas saat ini bersifat beta dan memperluas tipe pembatasan yang dapat kamu nyatakan. Peningkatan kunci dari fitur ini adalah

  1. Bahasa yang lebih ekspresif (tidak hanya "AND of exact match")
  2. Kamu dapat memberikan indikasi bahwa aturan yang dinyatakan bersifat rendah/preferensi dibanding dengan persyaratan mutlak sehingga jika scheduler tidak dapat memenuhinya, pod tetap akan dijadwalkan
  3. Kamu dapat membatasi dengan label pada pod-pod lain yang berjalan pada node (atau domain topological lain), daripada dengan label pada node itu sendiri, yang memungkinkan pengaturan tentang pod yang dapat dan tidak dapat dilokasikan bersama.

Fitur afinitas terdiri dari dua tipe afinitas yaitu "node afinitas" dan "inter-pod afinitas/anti-afinitas" Node afinitas adalah seperti nodeSelector yang telah ada (tetapi dengam dua kelebihan pertama yang terdaftar di atas), sementara inter-pod afinitas/anti-afinitas membatasi pada label pod daripada label node, seperti yang dijelaskan pada item ketiga pada daftar di atas, sebagai tambahan dari item pertama dan kedua.

Field nodeSelector tetap berjalan seperti biasa, namun pada akhirnya akan ditinggalkan karena afinitas node dapat menyatakan semua yang nodeSelector dapat nyatakan.

Afinitas node (fitur beta)

Afinitas node diperkenalkan sebagai fitur alfa pada Kubernetes 1.2. Afinitas node secara konseptual mirip dengan nodeSelector yang memungkinkan kamu untuk membatasi node yang memenuhi syarat untuk penjadwalan pod, berdasarkan label pada node.

Saat ini ada dia tipe afinitas node, yaitu requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution dan preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution. Kamu dapat menganggap dua tipe ini sebagai "kuat" dan "lemah" secara berurutan, dalam arti tipe pertama menyatakan peraturan yang harus dipenuhi agar pod dapat dijadwalkan pada node (sama seperti nodeSelector tetapi menggunakan sintaksis yang lebih ekpresif), sementara tipe kedua menyatakan preferensi yang akan dicoba dilaksanakan tetapi tidak akan dijamin oleh scheduler. Bagian "IgnoredDuringExecution" dari nama tipe ini berarti, mirip dengan cara kerja nodeSelector, jika label pada node berubah pada runtime yang menyebabkan aturan afinitas pada pod tidak lagi terpenuhi, pod akan tetap berjalan pada node. Pada masa yang akan datang kami berencana menawarkan requiredDuringSchedulingRequiredDuringExecution yang akan berjalan seperti requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution hanya saja tipe ini akan mengeluarkan pod dari node yang gagal untuk memenuhi persyaratan afinitas node pod.

Dengan denikian, contoh dari requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution adalah "hanya jalankan pod pada node dengan Intel CPU" dan contoh dari preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution adalah "coba jalankan set pod ini dalam zona ketersediaan XYZ, tetapi jika tidak memungkinkan, maka biarkan beberapa pod berjalan di tempat lain".

Afinitas node dinyatakan sebagai field nodeAffinity dari field affinity pada PodSpec.

Berikut ini contoh dari pod yang menggunakan afinitas node:

apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
  name: with-node-affinity
spec:
  affinity:
    nodeAffinity:
      requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
        nodeSelectorTerms:
        - matchExpressions:
          - key: kubernetes.io/e2e-az-name
            operator: In
            values:
            - e2e-az1
            - e2e-az2
      preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
      - weight: 1
        preference:
          matchExpressions:
          - key: another-node-label-key
            operator: In
            values:
            - another-node-label-value
  containers:
  - name: with-node-affinity
    image: k8s.gcr.io/pause:2.0

Aturan afinitas node tersebut menyatakan pod hanya bisa ditugaskan pada node dengan label yang memiliki kunci kubernetes.io/e2e-az-name dan bernilai e2e-az1 atau e2e-az2. Selain itu, dari semua node yang memenuhi kriteria tersebut, mode dengan label dengan kunci another-node-label-key and bernilai another-node-label-value harus lebih diutamakan.

Kamu dapat meilhat operator In digunakan dalam contoh berikut. Sitaksis afinitas node yang baru mendukung operator-operator berikut: In, NotIn, Exists, DoesNotExist, Gt, Lt. Kamu dapat menggunakan NotIn dan DoesNotExist untuk mewujudkan perilaku node anti-afinitas, atau menggunakan node taints untuk menolak pod dari node tertentu.

Jika kamu menyatakan nodeSelector dan nodeAffinity. keduanya harus dipenuhi agar pod dapat dijadwalkan pada node kandidat.

Jika kamu menyatakan beberapa nodeSelectorTerms yang terkait dengan tipe nodeAffinity, maka pod akan dijadwalkan pada node jika salah satu dari nodeSelectorTerms dapat terpenuhi.

Jika kamu menyatakan beberapa matchExpressions yang terkait dengan nodeSelectorTerms, makan pod dapat dijadwalkan pada node hanya jika semua matchExpressions dapat terpenuhi.

Jika kamu menghapus atau mengubah label pada node tempat pod dijadwalkan, pod tidak akan dihapus. Dengan kata lain, pemilihan afinitas hanya bekerja pada saat waktu penjadwalan pod.

Field weight pada preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution berada pada rentang nilai 1-100. Untuk setiap node yang memenuhi semua persyaratan penjadwalan (permintaan sumber daya, pernyataan afinitas RequiredDuringScheduling, dll.), scheduler akan menghitung nilai jumlah dengan melakukan iterasi pada elemen-elemen dari field ini dan menambah "bobot" pada jumlah jika node cocok dengan MatchExpressions yang sesuai. Nilai ini kemudian digabungkan dengan nilai dari fungsi prioritas lain untuk node. Node dengan nilai tertinggi adalah node lebih diutamakan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang afinitas node kamu dapat melihat design doc.

Afinitas and anti-afinitas antar pod (fitur beta)

Afinitas and anti-afinitas antar pod diperkenalkan pada Kubernetes 1.4. Afinitas and anti-afinitas antar pod memungkinkan kamu untuk membatasi node yang memenuhi syarat untuk penjadwalan pod berdasarkan label-label pada pod yang sudah berjalan pada node daripada berdasarkan label-label pada node. Aturan tersebut berbentuk "pod ini harus (atau, dalam kasus anti-afinitas, tidak boleh) berjalan dalam X jika X itu sudah menjalankan satu atau lebih pod yang memenuhi aturan Y". Y dinyatakan sebagai sebuah LabelSelector dengan daftar namespace terkait; tidak seperti node, karena pod are namespaced (maka dari itu label-label pada pod diberi namespace secara implisit), sebuah label selector di atas label-label pod harus menentukan namespace yang akan diterapkan selector. Secara konsep X adalah domain topologi seperti node, rack, zona penyedia cloud, daerah penyedia cloud, dll. Kamu dapat menyatakannya menggunakan topologyKey yang merupakan kunci untuk label node yang digunakan sistem untuk menunjukkan domain topologi tersebut, contohnya lihat kunci label yang terdaftar di atas pada bagian Selingan: label node built-in.

Seperti afinitas node, ada dua tipe afinitas dan anti-afinitas pod, yaitu requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution dan preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution yang menunjukan persyaratan "kuat" vs. "lemah". Lihat deskripsi pada bagian afinitas node sebelumnya. Sebuah contoh dari afinitas requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution adalah "Tempatkan bersamaan pod layanan A dan layanan B di zona yang sama, karena mereka banyak berkomunikasi satu sama lain" dan contoh preferDuringSchedulingIgnoredDuringExecution anti-afinitas akan menjadi "sebarkan pod dari layanan ini di seluruh zona" (persyaratan kuat tidak masuk akal, karena kamu mungkin memiliki lebih banyak pod daripada zona).

Afinitas antar pod dinyatakan sebagai field podAffinity dari field affinity pada PodSpec dan anti-afinitas antar pod dinyatakan sebagai field podAntiAffinity dari field affinity pada PodSpec.

Contoh pod yang menggunakan pod affinity:

apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
  name: with-pod-affinity
spec:
  affinity:
    podAffinity:
      requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
      - labelSelector:
          matchExpressions:
          - key: security
            operator: In
            values:
            - S1
        topologyKey: failure-domain.beta.kubernetes.io/zone
    podAntiAffinity:
      preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
      - weight: 100
        podAffinityTerm:
          labelSelector:
            matchExpressions:
            - key: security
              operator: In
              values:
              - S2
          topologyKey: failure-domain.beta.kubernetes.io/zone
  containers:
  - name: with-pod-affinity
    image: k8s.gcr.io/pause:2.0

Afinitas pada pod tersebut menetapkan sebuah aturan afinitas pod dan aturan anti-afinitas pod. Pada contoh ini, podAffinity adalah requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution sementara podAntiAffinity adalah preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution. Aturan afinitas pod menyatakan bahwa pod dapat dijadwalkan pada node hanya jika node tersebut berada pada zona yang sama dengan minimal satu pod yang sudah berjalan yang memiliki label dengan kunci "security" dan bernilai "S1". (Lebih detail, pod dapat berjalan pada node N jika node N memiliki label dengan kunci failure-domain.beta.kubernetes.io/zonedan nilai V sehingga ada minimal satu node dalam klaster dengan kunci failure-domain.beta.kubernetes.io/zone dan bernilai V yang menjalankan pod yang memiliki label dengan kunci "security" dan bernilai "S1".) Aturan anti-afinitas pod menyatakan bahwa pod memilih untuk tidak dijadwalkan pada sebuah node jika node tersebut sudah menjalankan pod yang memiliki label dengan kunci "security" dan bernilai "S2". (Jika topologyKey adalah failure-domain.beta.kubernetes.io/zone maka dapat diartikan bahwa pod tidak dapat dijadwalkan pada node jika node berada pada zona yang sama dengan pod yang memiliki label dengan kunci "security" dan bernilai "S2".) Lihat design doc untuk lebih banyak contoh afinitas dan anti-afinitas pod, baik requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution maupun preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution.

Operator yang sah untuk afinitas dan anti-afinitas pod adalah In, NotIn, Exists, DoesNotExist.

Pada dasarnya, topologyKey dapat berupa label-kunci apapun yang sah. Namun, untuk alasan performa dan keamanan, ada beberapa batasan untuk topologyKey:

  1. Untuk afinitas and anti-afinitas pod requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution, topologyKey tidak boleh kosong.
  2. Untuk anti-afinitas pod requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution, pengontrol penerimaan LimitPodHardAntiAffinityTopology diperkenalkan untuk membatasi topologyKey pada kubernetes.io/hostname. Jika kamu menginginkan untuk membuatnya tersedia untuk topologi khusus, kamu dapat memodifikasi pengontrol penerimaan, atau cukup menonaktifkannya saja.
  3. Untuk anti-afinitas pod preferredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution, topologyKey yang kosong diinterpretasikan sebagai "semua topologi" ("semua topologi" sekarang dibatasi pada kombinasi dari kubernetes.io/hostname, failure-domain.beta.kubernetes.io/zone dan failure-domain.beta.kubernetes.io/region).
  4. Kecuali untuk kasus-kasus di atas, topologyKey dapat berupa label-kunci apapun yang sah.

Sebagai tambahan untuk labelSelector and topologyKey, kamu secara opsional dapat menyatakan daftar namespaces dari namespaces yang akan digunakan untuk mencocokan labelSelector (daftar ini berjalan pada level definisi yang sama dengan labelSelector dan topologyKey)

Jika dihilangkan atau kosong, daftar ini sesuai standar akan merujuk pada namespace dari pod tempat definisi afinitas/anti-afinitas dinyatakan.

Semua matchExpressions berkaitan dengan afinitas and anti-afinitas requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution harus dipenuhi agar pod dapat dijadwalkan pada node.

Penggunaan yang lebih praktikal

Afinitas and anti-afinitas antar pod dapat menjadi lebih berguna saat digunakan bersamaan dengan koleksi dengan level yang lebih tinggi seperti ReplicaSets, StatefulSets, Deployments, dll. Pengguna dapat dengan mudah mengkonfigurasi bahwa satu set workload harus ditempatkan bersama dalam topologi yang didefinisikan sama, misalnya, node yang sama.

Selalu ditempatkan bersamaan pada node yang sama

Dalam klaster berisi 3 node, sebuah aplikasi web memiliki in-memory cache seperti redis. Kita menginginkan agar web-server dari aplikasi ini sebisa mungkin ditempatkan bersamaan dengan cache.

Berikut ini kutipan yaml dari deployment redis sederhana dengan 3 replika dan label selector app=store, Deployment memiliki konfigurasi PodAntiAffinity untuk memastikan scheduler tidak menempatkan replika bersamaan pada satu node.

apiVersion: apps/v1
kind: Deployment
metadata:
  name: redis-cache
spec:
  selector:
    matchLabels:
      app: store
  replicas: 3
  template:
    metadata:
      labels:
        app: store
    spec:
      affinity:
        podAntiAffinity:
          requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
          - labelSelector:
              matchExpressions:
              - key: app
                operator: In
                values:
                - store
            topologyKey: "kubernetes.io/hostname"
      containers:
      - name: redis-server
        image: redis:3.2-alpine

Kutipan yaml dari deployment webserver berikut ini memiliki konfigurasi podAntiAffinity dan podAffinity. Konfigurasi ini menginformasikan scheduler bahwa semua replika harus ditempatkan bersamaan dengan pod yang memiliki label selector app=store. Konfigurasi ini juga memastikan bahwa setiap replika webserver tidak ditempatkan bersamaan pada satu node.

apiVersion: apps/v1
kind: Deployment
metadata:
  name: web-server
spec:
  selector:
    matchLabels:
      app: web-store
  replicas: 3
  template:
    metadata:
      labels:
        app: web-store
    spec:
      affinity:
        podAntiAffinity:
          requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
          - labelSelector:
              matchExpressions:
              - key: app
                operator: In
                values:
                - web-store
            topologyKey: "kubernetes.io/hostname"
        podAffinity:
          requiredDuringSchedulingIgnoredDuringExecution:
          - labelSelector:
              matchExpressions:
              - key: app
                operator: In
                values:
                - store
            topologyKey: "kubernetes.io/hostname"
      containers:
      - name: web-app
        image: nginx:1.12-alpine

Jika kita membuat kedua dployment di atas, klaster berisi 3 node kita seharusnya menjadi seperti berikut.

node-1 node-2 node-3
webserver-1 webserver-2 webserver-3
cache-1 cache-2 cache-3

st Seperti yang kamu lihat, semua 3 replika dari web-server secara otomatis ditempatkan bersama dengan cache seperti yang diharapkan.

$ kubectl get pods -o wide
NAME                           READY     STATUS    RESTARTS   AGE       IP           NODE
redis-cache-1450370735-6dzlj   1/1       Running   0          8m        10.192.4.2   kube-node-3
redis-cache-1450370735-j2j96   1/1       Running   0          8m        10.192.2.2   kube-node-1
redis-cache-1450370735-z73mh   1/1       Running   0          8m        10.192.3.1   kube-node-2
web-server-1287567482-5d4dz    1/1       Running   0          7m        10.192.2.3   kube-node-1
web-server-1287567482-6f7v5    1/1       Running   0          7m        10.192.4.3   kube-node-3
web-server-1287567482-s330j    1/1       Running   0          7m        10.192.3.2   kube-node-2
Tidak akan pernah ditempatkan bersamaan dalam node yang sama

Contoh di atas menggunakan aturan PodAntiAffinity dengan topologyKey: "kubernetes.io/hostname" untuk melakukan deploy klaster redis sehingga tidak ada dua instance terletak pada hos yang sama. Lihat tutorial ZooKeeper untuk contoh dari konfigurasi StatefulSet dengan anti-afinitas untuk ketersediaan tinggi, menggunakan teknik yang sama.

Untuk informasi lebih lanjut tentang afinitas/anti-afinitas antar pod, lihat design doc.

Kamu juga dapat mengecek Taints, yang memungkinkan sebuah node untuk menolak sekumpulan pod.

nodeName

nodeName adalah bentuk paling sederhana dari pembatasan pemilihan node, tetapi karena keterbatasannya biasanya tidak digunakan. nodeName adalah sebuah field dari PodSpec. Jika tidak kosong, scheduler mengabaikan pod dan kubelet yang berjalan pada node tersebut yang mencoba menjalankan pod. Maka, jika nodeName disediakan dalam PodSpec, ia memiliki hak yang lebih tinggi dibanding metode-metode di atas untuk pemilihan node.

Beberapa keterbatasan dari penggunaan nodeName untuk memilih node adalah:

  • Jika node yang disebut tidak ada, maka pod tidak akan dijalankan, dan dalam beberapa kasus akan dihapus secara otomatis.
  • Jika node yang disebut tidak memiliki resource yang cukup untuk mengakomodasi pod, pod akan gagal dan alasannya akan mengindikasikan sebab kegagalan, misalnya OutOfmemory atau OutOfcpu.
  • Nama node pada lingkungan cloud tidak selalu dapat diprediksi atau stabil.

Berikut ini contoh konfigurasi pod menggunakan field nodeName:

apiVersion: v1
kind: Pod
metadata:
  name: nginx
spec:
  containers:
  - name: nginx
    image: nginx
  nodeName: kube-01

Pod di atas akan berjalan pada node kube-01.

Selanjutnya

4 - Taint dan Toleration

Afinitas Node, seperti yang dideskripsikan di sini, adalah salah satu properti dari Pod yang menyebabkan pod tersebut memiliki preferensi untuk ditempatkan di sekelompok Node tertentu (preferensi ini dapat berupa soft constraints atau hard constraints yang harus dipenuhi). Taint merupakan kebalikan dari afinitas -- properti ini akan menyebabkan Pod memiliki preferensi untuk tidak ditempatkan pada sekelompok Node tertentu.

Taint dan toleration bekerja sama untuk memastikan Pod dijadwalkan pada Node yang sesuai. Satu atau lebih taint akan diterapkan pada suatu node; hal ini akan menyebabkan node tidak akan menerima pod yang tidak mengikuti taint yang sudah diterapkan.

Konsep

Kamu dapat menambahkan taint pada sebuah node dengan menggunakan perintah kubectl taint. Misalnya,

kubectl taint nodes node1 key=value:NoSchedule

akan menerapkan taint pada node node1. Taint tersebut memiliki key key, value value, dan effect taint NoSchedule. Hal ini artinya pod yang ada tidak akan dapat dijadwalkan pada node1 kecuali memiliki taint yang sesuai.

Untuk menghilangkan taint yang ditambahkan dengan perintah di atas, kamu dapat menggunakan perintah di bawah ini:

kubectl taint nodes node1 key:NoSchedule-

Kamu dapat memberikan spesifikasi toleration untuk pod pada bagian PodSpec. Kedua toleration yang diterapkan di bawa ini "sesuai" dengan taint yang taint yang dibuat dengan perintah kubectl taint di atas, sehingga sebuah pod dengan toleration yang sudah didefinisikan akan mampu di-schedule ke node node:

tolerations:
- key: "key"
  operator: "Equal"
  value: "value"
  effect: "NoSchedule"
tolerations:
- key: "key"
  operator: "Exists"
  effect: "NoSchedule"

Sebuah toleration "sesuai" dengan sebuah taint jika key dan efek yang ditimbulkan sama:

  • operator dianggap Exists (pada kasus dimana tidak ada value yang diberikan), atau
  • operator dianggap Equal dan value yang ada sama

Operator bernilai Equal secara default jika tidak diberikan spesifikasi khusus.

Contoh yang diberikan di atas menggunakan effect untuk NoSchedule. Alternatif lain yang dapat digunakan adalah effect untuk PreferNoSchedule. PreferNoSchedule merupakan "preferensi" yang lebih fleksibel dari NoSchedule -- sistem akan mencoba untuk tidak menempatkan pod yang tidak menoleransi taint pada node, tapi hal ini bukan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. Jenis ketiga dari effect adalah NoExecute, akan dijelaskan selanjutnya.

Kamu dapat menerapkan beberapa taint sekaligus pada node atau beberapa toleration sekaligus pada sebuah pod. Mekanisme Kubernetes dapat memproses beberapa taint dan toleration sekaligus sama halnya seperti sebuah filter: memulai dengan taint yang ada pada node, kemudian mengabaikan taint yang sesuai pada pod yang memiliki toleration yang sesuai; kemudian taint yang diterapkan pada pod yang sudah disaring tadi akan menghasilkan suatu effect pada pod. Secara khusus:

  • jika terdapat taint yang tidak tersaring dengan effect NoSchedule maka Kubernetes tidak akan menempatkan pod pada node tersebut
  • jika tidak terdapat taint yang tidak tersaring dengan effect NoSchedule tapi terdapat setidaknya satu taint yang tidak tersaring dengan effect PreferNoSchedule maka Kubernetes akan mencoba untuk tidak akan menempatkan pod pada node tersebut
  • jika terdapat taint yang tidak tersaring dengan effect NoExecute maka pod akan berada dalam kondisi evicted dari node (jika pod tersebut sudah terlanjur ditempatkan pada node tersebut), dan tidak akan di-schedule lagi pada node tersebut.

Sebagai contoh, bayangkan kamu memberikan taint pada node sebagai berikut:

kubectl taint nodes node1 key1=value1:NoSchedule
kubectl taint nodes node1 key1=value1:NoExecute
kubectl taint nodes node1 key2=value2:NoSchedule

Dan pod memiliki dua toleration:

tolerations:
- key: "key1"
  operator: "Equal"
  value: "value1"
  effect: "NoSchedule"
- key: "key1"
  operator: "Equal"
  value: "value1"
  effect: "NoExecute"

Pada kasus ini, pod tidak akan di-schedule pada node, karena tidak ada toleration yang sesuai dengan taint ketiga. Akan tetapi, pod yang sebelumnya sudah dijalankan di node dimana taint ditambahkan akan tetap jalan, karena taint ketiga merupakan taint yang tidak ditoleransi oleh pod.

Pada umumnya, jika sebuah taint memiliki effect NoExecute ditambahkan pada node, maka semua pod yang tidak menoleransi taint tersebut akan berada dalam state evicted secara langsung, dan semua pod yang menoleransi taint tersebut tidak akan berjalan seperti biasanya (tidak dalam state evicted). Meskipun demikian, toleration dengan effect NoExecute dapat dispesfikasikan sebagai field opsional tolerationSeconds yang memberikan perintah berapa lama suatu pod akan berada pada node apabila sebuah taint ditambahkan. Contohnya:

tolerations:
- key: "key1"
  operator: "Equal"
  value: "value1"
  effect: "NoExecute"
  tolerationSeconds: 3600

ini berarti apabila sebuah pod sedang dalam berada dalam state running, kemudian sebuah taint yang sesuai ditambahkan pada node, maka pod tersebut akan tetap berada di dalam node untuk periode 3600 detik sebelum state-nya berubah menjadi evicted. Jika taint dihapus sebelum periode tersebut, maka pod tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Contoh Penggunaan

Taint dan toleration adalah mekanisme fleksibel yang digunakan untuk memaksa pod agar tidak dijadwalkan pada node-node tertentu atau mengubah state pod menjadi evicted. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

  • Node-Node yang Sifatnya Dedicated: Jika kamu ingin menggunakan sekumpulan node dengan penggunaan eksklusif dari sekumpulan pengguna, kamu dapat menambahkan taint pada node-node tersebut (misalnya, kubectl taint nodes nodename dedicated=groupName:NoSchedule) dan kemudian menambahkan toleration yang sesuai pada pod-pod yang berada di dalamnya (hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan cara menulis admission controller yang bersifat khusus). Pod-pod dengan toleration nantinya akan diperbolehkannya untuk menggunakan node yang sudah di-taint (atau dengan kata lain didedikasikan penggunaannya) maupun node lain yang ada di dalam klaster. Jika kamu ingin mendedikasikan node khusus yang hanya digunakan oleh pod-pod tadi serta memastikan pod-pod tadi hanya menggunakan node yang didedikasikan, maka kamu harus menambahkan sebuah label yang serupa dengan taint yang diberikan pada sekelompok node (misalnya, dedicated=groupName), dan admission controller sebaiknya menambahkan afininitas node untuk memastikan pod-pod tadi hanya dijadwalkan pada node dengan label dedicated=groupName.

  • Node-Node dengan Perangkat Keras Khusus: Pada suatu klaster dimana sebagian kecuali node memiliki perangkat keras khusus (misalnya GPU), kita ingin memastikan hanya pod-pod yang membutuhkan GPU saja yang dijadwalkan di node dengan GPU. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan taint pada node yang memiliki perangkat keras khusus (misalnya, kubectl taint nodes nodename special=true:NoSchedule atau kubectl taint nodes nodename special=true:PreferNoSchedule) serta menambahkan toleration yang sesuai pada pod yang menggunakan node dengan perangkat keras khusus. Seperti halnya pada kebutuhan dedicated node, hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan cara menulis admission controller yang bersifat khusus. Misalnya, kita dapat menggunakan Extended Resource untuk merepresentasikan perangkat keras khusus, kemudian taint node dengan perangkat keras khusus dengan nama extended resource dan jalankan admission controller ExtendedResourceToleration. Setelah itu, karena node yang ada sudah di-taint, maka tidak akan ada pod yang tidak memiliki toleration yang akan dijadwalkan pada node tersebut_. Meskipun begitu, ketika kamu membuat suatu _pod_ yang membutuhkan _extended resource_, maka _admission controller_ dari ExtendedResourceToleration akan mengoreksi _toleration_ sehingga _pod_ tersebut dapat dijadwalkan pada _node_ dengan perangkat keras khusus. Dengan demikian, kamu tidak perlu menambahkan _toleration_ secara manual pada pod yang ada.

  • Eviction berbasis Taint (fitur beta): Konfigurasi eviction per pod yang terjadi ketika pod mengalami gangguan, hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian selanjutnya.

Eviction berbasis Taint

Sebelumnya, kita sudah pernah membahas soal effect taint NoExecute, yang memengaruhi pod yang sudah dijalankan dengan cara sebagai berikut:

  • pod yang tidak menoleransi taint akan segera diubah state-nya menjadi evicted
  • pod yang menoleransi taint yang tidak menspesifikasikan tolerationSeconds pada spesifikasi toleration yang ada akan tetap berada di dalam node tanpa adanya batas waktu tertentu
  • pod yang menoleransi taint yang menspesifikasikan tolerationSeconds spesifikasi toleration yang ada akan tetap berada di dalam node hingga batas waktu tertentu

Sebagai tambahan, Kubernetes 1.6 memperkenalkan dukungan alfa untuk merepresentasikan node yang bermasalah. Dengan kata lain, node controller akan secara otomatis memberikan taint pada sebuah node apabila node tersebut memenuhi kriteria tertentu. Berikut merupakan taint yang secara default disediakan:

  • node.kubernetes.io/not-ready: Node berada dalam state not ready. Hal ini terjadi apabila value dari NodeCondition Ready adalah "False".
  • node.kubernetes.io/unreachable: Node berada dalam state unreachable dari node controller Hal ini terjadi apabila value dari NodeCondition Ready adalah "Unknown".
  • node.kubernetes.io/out-of-disk: Node kehabisan kapasitas disk.
  • node.kubernetes.io/memory-pressure: Node berada diambang kapasitas memori.
  • node.kubernetes.io/disk-pressure: Node berada diambang kapasitas disk.
  • node.kubernetes.io/network-unavailable: Jaringan pada Node bersifat unavailable.
  • node.kubernetes.io/unschedulable: Node tidak dapat dijadwalkan.
  • node.cloudprovider.kubernetes.io/uninitialized: Ketika kubelet dijalankan dengan penyedia layanan cloud "eksternal", taint ini akan diterapkan pada node untuk menandai node tersebut tidak digunakan. Setelah kontroler dari cloud-controller-manager melakukan inisiasi node tersebut, maka kubelet akan menghapus taint yang ada.

Pada versi 1.13, fitur TaintBasedEvictions diubah menjadi beta dan diaktifkan secara default, dengan demikian taint-taint tersebut secara otomatis ditambahkan oleh NodeController (atau kubelet) dan logika normal untuk melakukan eviction pada pod dari suatu node tertentu berdasarkan value dari Ready yang ada pada NodeCondition dinonaktifkan.

Fitur beta ini, bersamaan dengan tolerationSeconds, mengizinkan sebuah pod untuk menspesifikasikan berapa lama pod harus tetap sesuai dengan sebuah node apabila node tersebut bermasalah.

Misalnya, sebuah aplikasi dengan banyak state lokal akan lebih baik untuk tetap berada di suatu node pada saat terjadi partisi jaringan, dengan harapan partisi jaringan tersebut dapat diselesaikan dan mekanisme eviction pod tidak akan dilakukan. Toleration yang ditambahkan akan berbentuk sebagai berikut:

tolerations:
- key: "node.kubernetes.io/unreachable"
  operator: "Exists"
  effect: "NoExecute"
  tolerationSeconds: 6000

Perhatikan bahwa Kubernetes secara otomatis menambahkan toleration untuk node.kubernetes.io/not-ready dengan tolerationSeconds=300 kecuali konfigurasi lain disediakan oleh pengguna. Kubernetes juga secara otomatis menambahkan toleration untuk node.kubernetes.io/unreachable dengan tolerationSeconds=300 kecuali konfigurasi lain disediakan oleh pengguna.

Toleration yang ditambahkan secara otomatis ini menjamin bahwa perilaku default dari suatu pod adalah tetap bertahan selama 5 menit pada node apabila salah satu masalah terdeteksi. Kedua toleration default tadi ditambahkan oleh DefaultTolerationSeconds admission controller.

Pod-pod pada DaemonSet dibuat dengan toleration NoExecute untuk taint tanpa tolerationSeconds:

  • node.kubernetes.io/unreachable
  • node.kubernetes.io/not-ready

Hal ini menjamin pod-pod yang merupakan bagian dari DaemonSet tidak pernah berada di dalam state evicted apabila terjadi permasalahan pada node.

Taint pada Node berdasarkan Kondisi Tertentu

Pada versi 1.12, fitur TaintNodesByCondition menjadi fitur beta, dengan demikian lifecycle dari kontroler node akan secara otomatis menambahkan taint sesuai dengan kondisi node. Hal yang sama juga terjadi pada scheduler, scheduler tidak bertugas memeriksa kondisi node tetapi kondisi taint. Hal ini memastikan bahwa kondisi node tidak memengaruhi apa yang dijadwalkan di node. Pengguna dapat memilih untuk mengabaikan beberapa permasalahan yang ada pada node (yang direpresentasikan oleh kondisi Node) dengan menambahkan toleration Pod NoSchedule. Sedangkan taint dengan effect NoExecute dikendalikan oleh TaintBasedEviction yang merupakan fitur beta yang diaktifkan secara default oleh Kubernetes sejak versi 1.13.

Sejak Kubernetes versi 1.8, kontroler DaemonSet akan secara otomatis menambahkan toleration NoSchedule pada semua daemon untuk menjaga fungsionalitas DaemonSet.

  • node.kubernetes.io/memory-pressure
  • node.kubernetes.io/disk-pressure
  • node.kubernetes.io/out-of-disk (hanya untuk pod yang bersifat critical)
  • node.kubernetes.io/unschedulable (versi 1.10 atau yang lebih baru)
  • node.kubernetes.io/network-unavailable (hanya untuk jaringan host)

Menambahkan toleration ini menjamin backward compatibility. Kamu juga dapat menambahkan toleration lain pada DaemonSet.

5 - Penjadwal Kubernetes

Dalam Kubernetes, scheduling atau penjadwalan ditujukan untuk memastikan Pod mendapatkan Node sehingga Kubelet dapat menjalankannya.

Ikhtisar Penjadwalan

Sebuah penjadwal mengawasi Pod yang baru saja dibuat dan belum ada Node yang dialokasikan untuknya. Untuk setiap Pod yang ditemukan oleh penjadwal, maka penjadwal tersebut bertanggung jawab untuk menemukan Node terbaik untuk menjalankan Pod. Penjadwal dapat menetapkan keputusan penempatan ini dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penjadwalan yang dijelaskan di bawah ini.

Jika kamu ingin memahami mengapa Pod ditempatkan pada Node tertentu, atau jika kamu berencana untuk mengimplementasikan penjadwal kustom sendiri, halaman ini akan membantu kamu belajar tentang penjadwalan.

Kube-scheduler

Kube-scheduler adalah penjadwal standar untuk Kubernetes dan dijalankan sebagai bagian dari _control plane_. Kube-scheduler dirancang agar jika kamu mau dan perlu, kamu bisa menulis komponen penjadwalan kamu sendiri dan menggunakannya.

Untuk setiap Pod yang baru dibuat atau Pod yang tak terjadwal lainnya, kube-scheduler memilih Node yang optimal untuk menjalankannya. Namun, setiap kontainer masuk Pod memiliki persyaratan sumber daya yang berbeda dan setiap Pod juga memiliki persyaratan yang berbeda juga. Oleh karena itu, Node yang ada perlu dipilih sesuai dengan persyaratan khusus penjadwalan.

Dalam sebuah Klaster, Node yang memenuhi persyaratan penjadwalan untuk suatu Pod disebut Node feasible. Jika tidak ada Node yang cocok, maka Pod tetap tidak terjadwal sampai penjadwal yang mampu menempatkannya.

Penjadwal menemukan Node-Node yang layak untuk sebuah Pod dan kemudian menjalankan sekumpulan fungsi untuk menilai Node-Node yang layak dan mengambil satu Node dengan skor tertinggi di antara Node-Node yang layak untuk menjalankan Pod. Penjadwal kemudian memberi tahu server API tentang keputusan ini dalam proses yang disebut dengan binding.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk keputusan penjadwalan termasuk persyaratan sumber daya individu dan kolektif, aturan kebijakan / perangkat keras / lunak, spesifikasi persamaan dan anti-persamaan, lokalitas data, interferensi antar Workloads, dan sebagainya.

Pemilihan node pada kube-scheduler

Kube-scheduler memilih node untuk pod dalam 2 langkah operasi:

  1. Filtering
  2. Scoring

Langkah filtering menemukan sekumpulan Nodes yang layak untuk menjadwalkan Pod. Misalnya, penyarin PodFitsResources memeriksa apakah Node kandidat memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi permintaan spesifik sumber daya dari Pod. Setelah langkah ini, daftar Node akan berisi Node-node yang sesuai; seringkali, akan terisi lebih dari satu. Jika daftar itu kosong, maka Pod itu tidak (belum) dapat dijadwalkan.

Pada langkah scoring, penjadwal memberi peringkat pada Node-node yang tersisa untuk memilih penempatan paling cocok untuk Pod. Penjadwal memberikan skor untuk setiap Node yang sudah tersaring, memasukkan skor ini pada aturan penilaian yang aktif.

Akhirnya, kube-scheduler memberikan Pod ke Node dengan peringkat tertinggi. Jika ada lebih dari satu node dengan skor yang sama, maka kube-scheduler memilih salah satunya secara acak.

Ada dua cara yang didukung untuk mengkonfigurasi perilaku penyaringan dan penilaian oleh penjadwal:

  1. Aturan Penjadwalan yang memungkinkan kamu untuk mengkonfigurasi Predicates untuk pemfilteran dan Priorities untuk penilaian.
  2. Profil Penjadwalan yang memungkinkan kamu mengkonfigurasi Plugin yang menerapkan tahapan penjadwalan berbeda, termasuk: QueueSort, Filter, Score, Bind, Reserve, Permit, dan lainnya. Kamu juga bisa mengonfigurasi kube-scheduler untuk menjalankan profil yang berbeda.

Selanjutnya

6 - Kerangka Kerja Penjadwalan (Scheduling Framework)

FEATURE STATE: Kubernetes 1.15 [alpha]

Kerangka kerja penjadwalan (Scheduling Framework) adalah arsitektur yang dapat dipasang (pluggable) pada penjadwal Kubernetes untuk membuat kustomisasi penjadwal lebih mudah. Hal itu dilakukan dengan menambahkan satu kumpulan "plugin" API ke penjadwal yang telah ada. Plugin dikompilasi ke dalam penjadwal. Beberapa API memungkinkan sebagian besar fitur penjadwalan diimplementasikan sebagai plugin, sambil tetap mempertahankan penjadwalan "inti" sederhana dan terpelihara. Silahkan merujuk pada [proposal desain dari kerangka penjadwalan] kep untuk informasi teknis lebih lanjut tentang desain kerangka kerja tersebut.

Alur kerja kerangka kerja

Kerangka kerja penjadwalan mendefinisikan beberapa titik ekstensi. Plugin penjadwal mendaftar untuk dipanggil di satu atau lebih titik ekstensi. Beberapa plugin ini dapat mengubah keputusan penjadwalan dan beberapa hanya bersifat informasi.

Setiap upaya untuk menjadwalkan satu Pod dibagi menjadi dua fase, Siklus Penjadwalan (Scheduling Cycle) dan Siklus Pengikatan (Binding Cycle).

Siklus Penjadwalan dan Siklus Pengikatan

Siklus penjadwalan memilih sebuah Node untuk Pod, dan siklus pengikatan menerapkan keputusan tersebut ke klaster. Secara bersama-sama, siklus penjadwalan dan siklus pengikatan diartikan sebagai sebuah "konteks penjadwalan (scheduling context)".

Siklus penjadwalan dijalankan secara serial, sementara siklus pengikatan dapat berjalan secara bersamaan.

Siklus penjadwalan atau pengikatan dapat dibatalkan jika Pod telah ditentukan untuk tidak terjadwalkan atau jika terdapat kesalahan internal. Pod akan dikembalikan ke antrian dan dicoba lagi.

Titik-titik ekstensi

Gambar berikut menunjukkan konteks penjadwalan Pod dan titik-titik ekstensi yang diperlihatkan oleh kerangka penjadwalan. Dalam gambar ini "Filter" setara dengan "Predicate" dan "Scoring" setara dengan "Priority Function".

Satu plugin dapat mendaftar di beberapa titik ekstensi untuk melakukan pekerjaan yang lebih kompleks atau stateful.

Titik-titik ekstensi dari kerangka kerja Penjadwalan

QueueSort

Plugin ini digunakan untuk mengurutkan Pod-Pod dalam antrian penjadwalan. Plugin QueueSort pada dasarnya menyediakan fungsi Less (Pod1, Pod2). Hanya satu jenis plugin QueueSort yang dapat diaktifkan dalam waktu yang bersamaan.

PreFilter

Plugin ini digunakan untuk melakukan pra-proses informasi tentang Pod, atau untuk memeriksa tertentu kondisi yang harus dipenuhi oleh klaster atau Pod. Jika plugin PreFilter menghasilkan hasil yang salah, siklus penjadwalan dibatalkan.

Filter

Plugin ini digunakan untuk menyaring Node yang tidak dapat menjalankan Pod. Untuk setiap Node, penjadwal akan memanggil plugin Filter sesuai dengan urutan mereka dikonfigurasi. Jika ada plugin Filter menandai Node menjadi infeasible, maka plugin yang lainnya tidak akan dipanggil untuk Node itu. Node-Node dapat dievaluasi secara bersamaan.

PostFilter

Plugin ini disebut setelah fase Filter, tetapi hanya ketika tidak ada node yang layak ditemukan untuk pod. Plugin dipanggil dalam urutan yang dikonfigurasi. Jika plugin postFilter menandai node sebagai 'Schedulable', plugin yang tersisa tidak akan dipanggil. Implementasi PostFilter yang khas adalah preemption, yang mencoba membuat pod dapat di menjadwalkan dengan mendahului Pod lain.

PreScore

Plugin ini digunakan untuk melakukan pekerjaan "pra-penilaian", yang menghasilkan keadaan yang dapat dibagi untuk digunakan oleh plugin-plugin Score. Jika plugin PreScore mengeluarkan hasil salah, maka siklus penjadwalan dibatalkan.

Score

Plugin ini digunakan untuk menentukan peringkat Node yang telah melewati fase penyaringan. Penjadwal akan memanggil setiap plugin Score untuk setiap Node. Akan ada kisaran bilangan bulat yang telah ditetapkan untuk mewakili skor minimum dan maksimum. Setelah fase NormalizeScore, penjadwal akan menggabungkan skor Node dari semua plugin sesuai dengan bobot plugin yang telah dikonfigurasi.

NormalizeScore

Plugin ini digunakan untuk memodifikasi skor sebelum penjadwal menghitung peringkat akhir Node-Node. Plugin yang mendaftar untuk titik ekstensi ini akan dipanggil dengan hasil Score dari plugin yang sama. Hal ini dilakukan sekali untuk setiap plugin dan setiap siklus penjadwalan.

Sebagai contoh, anggaplah sebuah plugin BlinkingLightScorer memberi peringkat pada Node-Node berdasarkan berapa banyak kedipan lampu yang mereka miliki.

func ScoreNode(_ *v1.pod, n *v1.Node) (int, error) {
    return getBlinkingLightCount(n)
}

Namun, jumlah maksimum kedipan lampu mungkin kecil jika dibandingkan dengan NodeScoreMax. Untuk memperbaikinya, BlinkingLightScorer juga harus mendaftar untuk titik ekstensi ini.

func NormalizeScores(scores map[string]int) {
    highest := 0
    for _, score := range scores {
        highest = max(highest, score)
    }
    for node, score := range scores {
        scores[node] = score*NodeScoreMax/highest
    }
}

Jika ada plugin NormalizeScore yang menghasilkan hasil yang salah, maka siklus penjadwalan dibatalkan.

Reserve

Ini adalah titik ekstensi yang bersifat informasi. Plugin yang mempertahankan keadaan runtime (alias "stateful plugins") harus menggunakan titik ekstensi ini untuk diberitahukan oleh penjadwal ketika sumber daya pada suatu Node dicadangkan untuk Pod yang telah disiapkan. Proses ini terjadi sebelum penjadwal benar-benar mengikat Pod ke Node, dan itu ada untuk mencegah kondisi balapan (race conditions) ketika penjadwal menunggu agar pengikatan berhasil.

Ini adalah langkah terakhir dalam siklus penjadwalan. Setelah Pod berada dalam status dicadangkan, maka itu akan memicu plugin Unreserve (apabila gagal) atau plugin PostBind (apabila sukses) di akhir siklus pengikatan.

Permit

Plugin Permit dipanggil pada akhir siklus penjadwalan untuk setiap Pod untuk mencegah atau menunda pengikatan ke Node kandidat. Plugin Permit dapat melakukan salah satu dari ketiga hal ini:

  1. approve
         Setelah semua plugin Permit menyetujui sebuah Pod, Pod tersebut akan dikirimkan untuk diikat.

  2. deny
         Jika ada plugin Permit yang menolak sebuah Pod, Pod tersebut akan dikembalikan ke antrian penjadwalan. Hal ini akan memicu plugin Unreserve.

  3. wait (dengan batas waktu)
         Jika plugin Permit menghasilkan "wait", maka Pod disimpan dalam      daftar Pod "yang menunggu" internal, dan siklus pengikatan Pod ini dimulai tetapi akan langsung diblokir      sampai mendapatkan approved. Jika waktu tunggu habis, ** wait ** menjadi ** deny **      dan Pod dikembalikan ke antrian penjadwalan, yang memicu plugin Unreserve.

PreBind

Plugin ini digunakan untuk melakukan pekerjaan apa pun yang diperlukan sebelum Pod terikat. Sebagai contoh, plugin PreBind dapat menyediakan network volume dan melakukan mounting pada Node target sebelum mengizinkan Pod berjalan di sana.

Jika ada plugin PreBind yang menghasilkan kesalahan, maka Pod ditolak dan kembali ke antrian penjadwalan.

Bind

Plugin ini digunakan untuk mengikat Pod ke Node. Plugin-plugin Bind tidak akan dipanggil sampai semua plugin PreBind selesai. Setiap plugin Bind dipanggil sesuai urutan saat dikonfigurasi. Plugin Bind dapat memilih untuk menangani atau tidak Pod yang diberikan. Jika plugin Bind memilih untuk menangani Pod, ** plugin Bind yang tersisa dilewati **.

PostBind

Ini adalah titik ekstensi bersifat informasi. Plugin-plugin PostBind dipanggil setelah sebuah Pod berhasil diikat. Ini adalah akhir dari siklus pengikatan, dan dapat digunakan untuk membersihkan sumber daya terkait.

Unreserve

Ini adalah titik ekstensi bersifat informasi. Jika sebuah Pod telah dipesan dan kemudian ditolak di tahap selanjutnya, maka plugin-plugin Unreserve akan diberitahu. Plugin Unreserve harus membersihkan status yang terkait dengan Pod yang dipesan.

Plugin yang menggunakan titik ekstensi ini sebaiknya juga harus digunakan Reserve.

Plugin API

Ada dua langkah untuk plugin API. Pertama, plugin harus mendaftar dan mendapatkan konfigurasi, kemudian mereka menggunakan antarmuka titik ekstensi. Antarmuka (interface) titik ekstensi memiliki bentuk sebagai berikut.

type Plugin interface {
    Name() string
}

type QueueSortPlugin interface {
    Plugin
    Less(*v1.pod, *v1.pod) bool
}

type PreFilterPlugin interface {
    Plugin
    PreFilter(context.Context, *framework.CycleState, *v1.pod) error
}

// ...

Konfigurasi plugin

Kamu dapat mengaktifkan atau menonaktifkan plugin dalam konfigurasi penjadwal. Jika kamu menggunakan Kubernetes v1.18 atau yang lebih baru, kebanyakan plugin-plugin penjadwalan sudah digunakan dan diaktifkan secara bawaan.

Selain plugin-plugin bawaan, kamu juga dapat mengimplementasikan plugin-plugin penjadwalan kamu sendiri dan mengonfigurasinya bersama-sama dengan plugin-plugin bawaan. Kamu bisa mengunjungi plugin-plugin penjadwalan untuk informasi lebih lanjut.

Jika kamu menggunakan Kubernetes v1.18 atau yang lebih baru, kamu dapat mengonfigurasi sekumpulan plugin sebagai profil penjadwal dan kemudian menetapkan beberapa profil agar sesuai dengan berbagai jenis beban kerja. Pelajari lebih lanjut di multi profil.

7 - Penyetelan Kinerja Penjadwal

FEATURE STATE: Kubernetes v1.14 [beta]

kube-scheduler merupakan penjadwal (scheduler) Kubernetes bawaan yang bertanggung jawab terhadap penempatan Pod-Pod pada seluruh Node di dalam sebuah klaster.

Node-Node di dalam klaster yang sesuai dengan syarat-syarat penjadwalan dari sebuah Pod disebut sebagai Node-Node layak (feasible). Penjadwal mencari Node-Node layak untuk sebuah Pod dan kemudian menjalankan fungsi-fungsi untuk menskor Node-Node tersebut, memilih sebuah Node dengan skor tertinggi di antara Node-Node layak lainnya, di mana Pod akan dijalankan. Penjadwal kemudian memberitahu API server soal keputusan ini melalui sebuah proses yang disebut Binding.

Laman ini menjelaskan optimasi penyetelan (tuning) kinerja yang relevan untuk klaster Kubernetes berskala besar.

Pada klaster berskala besar, kamu bisa menyetel perilaku penjadwal untuk menyeimbangkan hasil akhir penjadwalan antara latensi (seberapa cepat Pod-Pod baru ditempatkan) dan akurasi (seberapa akurat penjadwal membuat keputusan penjadwalan yang tepat).

Kamu bisa mengonfigurasi setelan ini melalui pengaturan percentageOfNodesToScore pada kube-scheduler. Pengaturan KubeSchedulerConfiguration ini menentukan sebuah ambang batas untuk penjadwalan Node-Node di dalam klaster kamu.

Pengaturan Ambang Batas

Opsi percentageOfNodesToScore menerima semua angka numerik antara 0 dan 100. Angka 0 adalah angka khusus yang menandakan bahwa kube-scheduler harus menggunakan nilai bawaan. Jika kamu mengatur percentageOfNodesToScore dengan angka di atas 100, kube-scheduler akan membulatkan ke bawah menjadi 100.

Untuk mengubah angkanya, sunting berkas konfigurasi kube-scheduler (biasanya /etc/kubernetes/config/kube-scheduler.yaml), lalu ulang kembali kube-scheduler.

Setelah kamu selesai menyunting, jalankan perintah

kubectl get componentstatuses

untuk memverifikasi komponen kube-scheduler berjalan dengan baik (healthy). Keluarannya kira-kira seperti ini:

NAME                 STATUS    MESSAGE             ERROR
controller-manager   Healthy   ok
scheduler            Healthy   ok
...

Ambang Batas Penskoran Node

Untuk meningkatan kinerja penjadwalan, kube-scheduler dapat berhenti mencari Node-Node yang layak saat sudah berhasil menemukannya. Pada klaster berskala besar, hal ini menghemat waktu dibandingkan dengan pendekatan awam yang mengecek setiap Node.

Kamu bisa mengatur ambang batas untuk menentukan berapa banyak jumlah Node minimal yang dibutuhkan, sebagai persentase bagian dari seluruh Node di dalam klaster kamu. kube-scheduler akan mengubahnya menjadi bilangan bulat berisi jumlah Node. Saat penjadwalan, jika kube-scheduler mengidentifikasi cukup banyak Node-Node layak untuk melewati jumlah persentase yang diatur, maka kube-scheduler akan berhenti mencari Node-Node layak dan lanjut ke [fase penskoran] (/id/docs/concepts/scheduling-eviction/kube-scheduler/#kube-scheduler-implementation).

Bagaimana penjadwal mengecek Node menjelaskan proses ini secara detail.

Ambang Batas Bawaan

Jika kamu tidak mengatur sebuah ambang batas, maka Kubernetes akan menghitung sebuah nilai menggunakan pendekatan linier, yaitu 50% untuk klaster dengan 100 Node, serta 10% untuk klaster dengan 5000 Node.

Artinya, kube-scheduler selalu menskor paling tidak 5% dari klaster kamu, terlepas dari seberapa besar klasternya, kecuali kamu secara eksplisit mengatur percentageOfNodesToScore menjadi lebih kecil dari 5.

Jika kamu ingin penjadwal untuk memasukkan seluruh Node di dalam klaster ke dalam penskoran, maka aturlah percentageOfNodesToScore menjadi 100.

Contoh

Contoh konfigurasi di bawah ini mengatur percentageOfNodesToScore menjadi 50%.

apiVersion: kubescheduler.config.k8s.io/v1alpha1
kind: KubeSchedulerConfiguration
algorithmSource:
  provider: DefaultProvider

...

percentageOfNodesToScore: 50

Menyetel percentageOfNodesToScore

percentageOfNodesToScore merupakan angka 1 sampai 100 dengan nilai bawaan yang dihitung berdasarkan ukuran klaster. Di sini juga terdapat batas bawah yang telah ditetapkan, yaitu 50 Node.

Sebuah catatan penting yang perlu dipertimbangkan saat mengatur angka ini adalah ketika klaster dengan jumlah Node sedikit diperiksa untuk kelayakan, beberapa Node tidak dikirim untuk diskor bagi sebuah Pod. Hasilnya, sebuah Node yang mungkin memiliki nilai lebih tinggi untuk menjalankan Pod tersebut bisa saja tidak diteruskan ke fase penskoran. Hal ini berdampak pada penempatan Pod yang kurang ideal.

Kamu sebaiknya menghindari pengaturan percentageOfNodesToScore menjadi sangat rendah, agar kube-scheduler tidak seringkali membuat keputusan penempatan Pod yang buruk. Hindari pengaturan persentase di bawah 10%, kecuali throughput penjadwal sangat penting untuk aplikasi kamu dan skor dari Node tidak begitu penting. Dalam kata lain, kamu memilih untuk menjalankan Pod pada Node manapun selama Node tersebut layak.

Bagaimana Penjadwal Mengecek Node

Bagian ini ditujukan untuk kamu yang ingin mengerti bagaimana fitur ini bekerja secara internal.

Untuk memberikan semua Node di dalam klaster sebuah kesempatan yang adil untuk dipertimbangkan dalam menjalankan Pod, penjadwal mengecek Node satu persatu secara round robin. Kamu dapat membayangkan Node-Node ada di dalam sebuah array. Penjadwal mulai dari indeks array pertama dan mengecek kelayakan dari Node sampai jumlahnya telah mencukupi sesuai dengan percentageOfNodesToScore. Untuk Pod berikutnya, penjadwal melanjutkan dari indeks array Node yang terhenti ketika memeriksa kelayakan Node-Node untuk Pod sebelumnya.

Jika Node-Node berada di beberapa zona, maka penjadwal akan mengecek Node satu persatu pada seluruh zona untuk memastikan bahwa Node-Node dari zona berbeda masuk dalam pertimbangan kelayakan. Sebagai contoh, ada 6 Node di dalam 2 zona:

Zona 1: Node 1, Node 2, Node 3, Node 4
Zona 2: Node 5, Node 6

Penjadwal mempertimbangkan kelayakan dari Node-Node tersebut dengan urutan berikut:

Node 1, Node 5, Node 2, Node 6, Node 3, Node 4

Setelah semua Node telah dicek, penjadwal akan kembali pada Node 1.